Pages - Menu

Burung kertas

“Kita harus realistis, menikah bagi wanita adalah kehidupan kedua kalinya, aku harus memegang kesempatan ini. Kau terlalu miskin, sungguh aku tidak berani membayangkan bila kita harus tetap berpacaran dan menikah. Aku akan segera menikah dan tinggal di Paris.” Kata Grace kepada Steve untuk mengakhiri hubungan kasih mereka. Steve termenung berhari-hari, teringat saat bahagianya bersama Grace, ia melipat dan memberikan 1000 burung kertas kepada Grace sebagai tanda 1000 ketulusan hatinya. Sekarang semuanya seakan hancur dan tak tersisa sedikitpun. Perkataan Grace mendorong Steve bekerja lebih keras, perkataan itu memotivasinya untuk menjadi orang sukses, sukses, dan sukses! Ia bekerja menjadi penjual koran, kemudian memulai bisnis kecil. Setiap pekerjaannya dilakukan dengan baik dan tekun. Beberapa tahun lewat. Steve telah menjadi seorang pengusaha yang sangat sukses. Steve sudah menjadi orang yang sangat kaya, tetapi hati dan pikirannya tidak dapat melupakan Grace.
Pada suatu hari, dari mobilnya Steve melihat kedua orangtua Grace sedang berjalan kaki di trotoar. Timbul keinginan di hati Steve untuk memperlihatkan kepada mereka bahwa dia bukan lagi seorang yang miskin. Steve mengendarinya dengan sangat pelan mengikuti sepasang orang tua tersebut. Hujan terus turun tanpa henti, walaupun sepasang orangtua itu memakai payung, tubuh mereka tetap basah oleh hujan. Sewaktu mereka sampai di tempat tujuan, Steve tercengang dengan apa yang dilihatnya, tempat itu adalah tempat pemakaman. Di atas batu nisan terlihat foto Grace tersenyum sangat manis kepadanya. Di samping makam kecil itu tergantung burung-burung kertas yang dibuat Grace. Orangtua Grace berkata kepada Steve, ”Grace tidak pergi ke Paris. Grace terkena kanker ganas, dia pergi ke Surga. Grace ingin Steve menjadi orang yang berhasil, mempunyai keluarga yang harmonis, maka ia berbuat demikian terhadap Steve. Grace pernah berkata bahwa dia sangat mengerti Steve, dia percaya kalau Steve suatu saat pasti akan sukses. Grace mengatakan kalau suatu hari Steve datang ke makamnya, dia berharap Steve dapat membawa beberapa burung kertas buatannya lagi.” Steve berlutut di depan makan Grace, ia menangis dengan sedih. Hujan deras pada hari Valentine membasahi seluruh tubuh Steve. Rasa dingin tidak terasa lagi bagi Steve, yang ada hanya kepiluan hati. Steve teringat senyum manis Grace yang begitu manis dan polos, hatinya terharu dan terpukul. Ia termenung di makam Grace sampai larut malam. Mereka bertiga pulang dengan mobil Steve dengan berbagai perasaan sedih, haru, rindu dan heran.

Pelajaran yang didapat dari kisah ini
Karena cintanya kepada Steve, Grace ingin Steve menjadi orang sukses. Ia tidak ingin Steve menghabiskan waktu untuk merawatnya, untuk itu ia mengorbankan dirinya dan perasaanya dalam penderitaan menunggu ajal menjemputnya. Cinta tak harus memiliki, ada kalanya kita harus melepaskannya, melepaskan perasaan itu…. cinta adalah pengorbanan untuk orang yang sangat berarti bagi kita :) Can you do ‘that’ ???
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar