Pages - Menu

Bantal

Oh, betapa nikmatnya,.bahwa aku masih memiliki sebuah bantal yang bisa membantu serta menemaniku untuk menciptakan mimpi di malam hari! Setiap malam tiba, aku mengebas bantalku, menempatkannya dalam posisi yang enak buat menyanggah kepalaku untuk beristirahat, untuk menjelajahi segala kemungkinan di dunia mimpi.

Di siang hari, mungkin aku harus berhadapan dengan sejuta kekecewaan, sejuta kegagalan. Mungkin aku harus berhadapan dengan pengalaman yang membuatku seakan tak mampu berdiri dan bergerak maju. Mungkin aku harus berhadapan dengan orang yang memandangku dengan sorotan mata dingin. Mungkin karena salah paham, aku harus menerima penilaian yang tidak adil menurut pertimbanganku. Mungkin sepanjang hari aku diselimuti oleh sejuta kesibukan yang aku sendiri tak tahu mengapa dan untuk apa aku begitu sibuk, hingga seluruh badanku penat menanti liang lahat. Mungkin aku ditinggal sendiri ketika sebuah beban berat datang menindih. Namun, aku bersyukur setidaknya aku masih memiliki sebuah bantal untuk dipeluk.

Bantalku.... Ia menyimpan semua rahasia mimpiku untuk dunia masa datang. Ia secara tabah dan setia mendampingiku saat kemelut batin datang mencekam. Ia rela menampung semua tetes air mataku yang pernah bergulir jatuh. Ia seakan seperti tangan yang penuh kasih, mengeringkan air mata yang masih tersisa di pipiku. Ia begitu senang tanpa kata, ia setia menerimaku apa adanya untuk secara tenang dan nyaman memberikan seluruh diri untuk beristirahat di malam hari.

Terima kasih bantalku!!! Kendati segala kemelut silih berganti datang di hari ini, namun kalau masih ada engkau menemaniku menciptakan mimpi untuk hari esok, maka aku percaya bahwa hari esok merupakan hari baru yang diwarnai oleh sejuta mimpiku.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar